Ku tahu dia adalah seorang dari keluarga yang memiliki status ekonomi menengah keatas. Paling tidak sebagian besar dari kebutuhan-kebutuhan hidupnya dapat dipenuhi olehnya atau keluarganya dengan baik.
Malam itu dikota yang sama sekali asing baginya namun sangat sering dia impikan untuk berkunjung kesana,
Selain datang untuk mengurus adiknya yang akan kuliah di pulau Jawa itu, ia juga datang untuk memenuhi undangan temannya yang ingin memperlihatkan sisi kehidupan lain kepadanya.
Memang sangat luar biasa baginya, baru saja semalam ia berada disebuah kamar hotel yang nyaman lengkap dengan segala fasilitas seperti mini bar, tempat tidur empuk, kamar mandi bersih dan pendingin ruangan yang menambah kenyamanan kamarnya. Namun di malam berikutnya ia harus menginap disebuah kamar kontrakan berukuran 2 x 2,5 meter seharga Rp 240.000/bulan yang…ah…tak pernah terbayangkan olehnya sebelumnya. Tidur dilantai hanya dengan beralas karpet lusuh, kadang berteman tikus dan kecoa.
Dikatakan ini rekreasi kelas karena ini bukan hal yang akan dia hadapi selamanya, ini hanya sekedar memenuhi rasa keingin tahuannya akan dunia lain dari dunia yang selama ini dikenalnya. Sebuah rekreasi kelas, turun dari kehidupan kelasnya yang biasa.
Bukan hanya pemikiran yang butuh beradaptasi dengan perubahan ini tetapi jiwa dan terlebih-lebih fisik bekerja ekstra untuk mengikuti perubahan dalam rekreasi kali ini. Bila dahulu maag adalah penyakit yang datang dikarenakan diet ketat demi menjaga bentuk tubuhnya, kini maag dikarenakan makan yang seadanya (kadang ada, kadang puasa).
Aku pernah melihat senyumnya saat itu, disiang yang panas. Senyum yang mencoba memahami makna rekreasi yang sedang dijalaninya.
"Gambaran orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, saling mengasihi, dan saling berempati di antara sesama mereka adalah laksana satu tubuh, jika ada sebagian dari anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuh akan ikut merintih, merasakan demam, dan tak bisa tidur."
Kini dia tahu bagaimana rasanya lapar bukan karena keharusan berpuasa atau berdiet tetapi karena memang tidak ada yang hendak dimakan. Bagaimana rasanya setiap kepingan uang logam begitu berharga. Bagaimana rasanya bersetubuh dengan bau apek, tikus, kecoa dan sempitnya kamar kontrakan.
Teman…kini kau tidak hanya tau namun kini kau sudah ikut merasakan. Kini apa yang akan kau perbuat untuk sesamamu?