Monday, September 10, 2007

Sahabat

Sebuah tulisan yang kupersembahakan untukmu sahabatku (Jamilah)

“Aku ada cerita seru niy” ujarmu suatu sore saat aku dengan sengaja mampir ke tempat kerjamu. Kangen ngobrol dan berbagi berita denganmu.

Kau adalah sahabatku, sahabat yang saat pertama berjumpa sudah mencuri hatiku. Kepolosan, kejujuran serta kesederhanaanmu membuatku betah untuk berlama-lama ngobrol dan curhat denganmu, walau kita sadari masing-masing bahwa sifat kita sangat berbeda jauh. Tapi itulah yang membuat kita tetap menjadi sahabat hingga sekarang. Aku sudah mengganggapmu seperti saudaraku sendiri.

Kini kulihat sayap-sayapmu sudah melebar, mulai menampakkan keindahannya. Kepompong itu sudah pecah. Ulat itu kini telah berubah menjadi kupu-kupu yang indah. Dan tahukah kau betapa bahagianya aku. Ya saat kau menceritakan berbagai pengalamanmu padaku, aku bersyukur bisa mengenalmu dan ikut melihat kau berkembang. Kau yang pemalu sudah menjadi si percaya diri sekarang. Kau yang penakut sudah menjadi pemberani kini. Kau yang si pengikut sudah menjadi si penentu sekarang. Aku turut bahagia sobat. Sangat bahagia. Sekaligus iri, sangat iri. Karena aku sudah ketinggalan darimu.

Dahulu kau dibelakangku. Kau akan ikut kemanapun aku terbang. Karena kau terlalu takut untuk terbang sendirian. Lalu sedikit demi sedikit kau coba mencari jalanmu sendiri, mencoba terbang dengan kekuatan sayap-sayapmu. Ternyata terbang dengan keinginan sendiri lebih menyenangkan bukan? walau saat angin bertiup kencang kau sempat kehilangan arah. Dan kau tahu, aku ada untukmu. Begitu juga diriku terhadapmu.

Aku banyak belajar darimu tentang ketabahan dan kesabaran. Tentang kerja keras dan air mata. Seperti aku juga belajar darimu tentang keteguhan hati dan harga diri. Kulihat sayap-sayapmu mulai menemukan irama dalam kepakannya. Semakin dinamis dan indah. Bagai tarian saman yang anggun namun berenergi.

Kau mengatakan aku selalu lebih beruntung darimu. Tahukah sobat, kaulah yang lebih beruntung dariku. Kau kini bukan kupu-kupu taman lagi, namun kau kupu-kupu hutan. Pengetahuanmu tidak lagi terbatas pada taman yang telah disediakan, namun telah terbang ke dalam hutan dengan segala aneka macam tumbuhan. Kau bisa memilih memakan nektar dari bunga yang ada. Kau belajar memilih bunga mana yang baik dan tidak baik untuk dihisap sarinya. Dan kau juga lebih tangguh karena dihutan tentu lebih banyak musuh. Bertahan hidup dihutan tentu lebih sulit ketimbang di taman. Hi, aku sudah kemana-mana menceritakanmu.

Sahabat, bila umur kita panjang, aku ingin persahabatan ini tetap terjalin. Sampai kita tua. Kau akan menjadi salah satu ceritaku pada anak cucuku. Mereka akan belajar tentang persahabatan darimu. Dari kisah kita. Semoga.