Tuesday, September 18, 2007

Tarrawih at Mesjid Raya

Ramadhan ke-4 adalah hari pertama aku berpuasa, setelah kemarin kedatangan tamu bulanan. Entah kenapa sudah 2 kali ramadhan ini aku punya kebiasaan aneh, yaitu lemas sesudah berbuka. Saat puasanya aku sanggup melek dan berkegiatan, namun setelah berbuka langsung ngantuk dan lemes badan semuanya. Padahal bila berbuka aku sangat normal. Berbuka dengan segelas air manis ditambah 2 atau 3 potong kue. Dan bila sudah lemas begini maka menjalar ke malas makan.

Karena puasa pertama, maka tarrawihnya pun pertama. DanMesjid Raya Baiturrahman (mesjid kebanggan ureung Atjeh) menjadi pilihan. Cuma Ingin merasakan aja keramaiannya dalam ramadhan ini. Dan selesai berbuka maka aku bersama seorang teman pergi menuju mesjid. Tidak begitu jauh dari rumahku, hanya 5 menit bila naik motor. Tapi karena ramai, maka butuh 15 menit untuk sampai dan mencari parkiran.

Aku masbuk (bener gak ya tulisannya) satu rakaat sholat isya. Lalu dilanjutkan dengan ceramah agama. Kali ini penceramah adalah Kapolda NAD. Aku tidak begitu mendengarkan apa yang diceranahkan, bukan apa-apa, aku lagi asyik duduk di luar (teras mesjid) tempat aku sholat. Aku sholat di teras karena di dalam sudah penuh. Saat itu udara dingin dan angin bertiup kencang. Ada pemandangan yang bikin aku betah disitu, adalah kawanan burung gereja (hah? burung gereja ada di mesjid? murthad tuh burung) hehehe... Karena angin yang kencang maka mereka berhamburan di udara. Indah banget dan kasihan juga lihatnya. Tanpa terasa ceramah selesai dan shalat tarrawihpun dimulai.

Shalat tarrawih yang kukerjakan adalah delapan rakaat, dengan empat kali salam. Terus aku lihat ada sebahagian orang tidak melanjutkan witir, mereka keluar. Aku lalu lanjut dengan tiga rakaat witir. Setelah selesai, ternyata ada gelombang kedua. Orang-orang yang keluar tadi masuk lagi untuk shalat tarawih lagi sampai 20 rakaat dengan diganti imam baru lagi. ternyata mesjid Raya cukup fair untuk menyelenggarakan shalat tarrawih dengan dua versi itu (8 dan 20 rakaat).

Betapa indahnya bila keragaman dan berbagai perbedaan bisa disikapi dengan lapang dada dan besar hati. Semoga semangat kebersamaan ini tetap bersemi sesudah ramadhan nanti. Dan Aceh tidak lagi menjadi daerah konflik yang berdarah-darah lagi. Apa lagi "mandi darah saudara-saudaranya sendiri". Amien.

ini beberapa foto yang sempat terekam kamera HP ku yang tidak seberapa ini













Ket Gambar:
1. Jamaah sholat sampai ke teras mesjid
2. Jamaah gelombang ke 2
3. Lalu lalang saat pulang