Monday, April 9, 2007

Ikut TSR Ah...

Siang yang panas. Dan aku berinisiatif untuk tidak kembali ke kantor setelah tadi mampir sebentar ke kampus untuk mengurus masalah nilaiku yang tidak keluar, gara-garamya lembar jawaban ku hilang, dan membuat aku gak punya nilai untuk satu MK, sehingga aku tidak bisa menerima KHS. Padahal aku sudah mengikuti ujian untuk semester ini.
Kali ini aku melangkahkan kaki menuju warnet tempat biasa aku nongkrong berjam-jam, kadang hanya untuk chating dengan teman-temanku atau mencari bahan makalah untuk tugas kuliah. Saat aku membuka pintu warnet, udara dingin dari AC langsung menerpa wajah ku, adem banget. Baru tiga langkah aku masuk ke dalam, tiba-tiba aku dikejutkan dengan seorang ibu paruh baya yang sudah sangat ku kenal. Langsung senyum ku mengembang dan langsung mengambil tangannya dan meletakkan di keningku. “Apa kabar Bu?” Tanyaku sambil terus memandangi wajahnya. Kau masih seperti yang dulu pikir ku, hanya kerut ketuaan yang bertambah di wajah mu. Tapi binar itu tetap tampak di mata mu. Kau orang yang selama tiga tahun membimbing ku. Mana bisa aku lupa pada mu.
Beliau adalah guru ku di SMU. Beliau mengajar pelajaran Bahasa Inggris dan beliau juga Pembina PMR di sekolah. Guru yang sangat telaten dalam membimbing muridnya. Beliau bukan hanya guru tapi juga teman, sahabat, kakak, orang tua bagi ku dan ku rasa juga bagi murid-murid yang lain.
Setelah mengobrol beberapa saat, aku menanyakan apakah beliau masih mengurusi kegiatan PMI di kota ku. Karena telah lama aku tidak bergabung lagi disana semenjak aku sudah mulai bekerja. Dan dia menganjurkan kepada ku untuk kembali aktif sebagai TSR singkatan dari Tenaga Suka Rela. Yang mana sebelumnya aku terdaftar sebagai anggota KSR (Korp Suka Rela) sejak aku lulus dari SMU. Aku aktif sebagai anggota PMR di SMU juga sebagai salah satu anggota Paskibraka di sekolah. Namun aku lebih banyak melakukan kegiatan di PMR. Selain memang aku suka, juga karena beliau sebagai pembinanya. Aku dan anak-anak PMR lainnya merasa sangat diayomi oleh beliau.
PMR, KSR dan TSR adalah kelompok-kelompok kecil di PMI. Kalau PMR beranggotakan siswa SMP dan SMU, maka KSR beranggotakan mahasiswa atau ex siswa alias yang sudah tamat dari SMU. Sedang TSR beranggotakan KSR-KSR yang sudah bekerja atau tidak bisa secara aktif mengikuti kegiatan PMI. Mereka banyak hanya menjadi fasilitator dalam kegiatan-kegiatan PMI dan sebagai penyokong dana, soalnya mereka kebanyakan orang-orang sibuk dan sudah bekerja.
Saat menjadi anggota KSR aku dan teman-teman melatih adik-adik PMR dalam bidang kepalang-merahan. Dari mulai membalut luka, membuat tandu, memasang tenda. Yang paling digemari pelajaran tentang penangangan henti jantung, soalnya pertolongannya dengan memberikan nafas buatan dari mulut ke mulut. Hehehe…dasar otak mesum. Di sana kita belajar tentang P3K. Mengenai apa yang dilakukan bila tiba-tiba kita bertemu dengan korban kecelakaan atau keracunan, tenggelam, digigit ular berbisa, tertembak, dan banyak lagi. Dimana pada saat itu kita gak mempunyai persiapan apa-apa. Mau membalut luka gak bawa kasa, mau menghentikan bisa ular gak punya torniket, mau menghentikan pendarahan gak punya alat, jadi ceritanya kita diajar untuk dapat menggunakan alat-alat alternatif di sekeliling kita bila kita berjumpa dengan kasus-kasus seperti yangku sebutkan diatas, kan ceritanya kejadian tak terduga. Namun harus seaman mungkin digunakan. Jadi alternatif ini tetap harus bisa menyelamatkan dan tidak menambah parah cedera si korban. Dan itu seru banget bagiku.
Ada beberapa perlombaan yang aku ikuti sewaktu aku masih anggota PMR. Sekolahku kerap mendapat juara dalam perlombaan antar sekolah maupun antar kabupaten/kota yang diadakan oleh PMI. Aku sering berada di kelompok P3K dan pasang tandu. Ada juga kelompok dapur umum, bongkar pasang tenda dan ada beberapa yang aku gak ingat. Semua diajarkan tapi nanti kita dibuat spesialisasi oleh Pembina PMR disekolah. Sewaktu di KSR aku juga ada ikut pelatihan Emergency dan survival. Tapi aku hanya ikut pada teori saja, soalnya sewaktu kegiatan dilakukan langsung ke alam terbuka di gunung atau jalanan, orang tua ku gak mengizinkan. Jadi pengetahuan ku hanya sebatas teori doang.
Itu seputar kegiatan ku di PMR dan KSR dan aku berniat untuk kembali aktif di PMI namun hanya sebagai TSR saja seperti yang dianjurkan oleh guru ku tadi soalnya aku juga sibuk dengan kerja dan kuliah. Duh…ingat guru ku tadi, aku jadi ingat kalo aku harus belajar niy, kan besok harus ikut ujian ulang. Gara-gara lembar jawaban ku sembunyi entah kemana terpaksa deh aku ikut ujian ulang lagi. Nasib… mana gak ada satu pun teman ku yang free yang bisa nganterin aku pulang sekarang, semua pada sibuk. Giliran gak diminta pada nawarin semua. Angkotlah yang jadi andalan kali niy. Itung-itung berbagi sama sopir angkot.