Tuesday, April 10, 2007

Request

Berawal dari perkenalan dalam dunia maya yang aneh dengan mu. Kau jauh tapi begitu dekat bagi ku. Sosok mu mengingatkan ku pada saudara laki-laki ku. Sekarang kau sedang berada di negeri perantauan. Negeri sakura kata mu, Negeri Matahari terbit kataku. Sikapmu yang bijaksana membuat aku bersimpati kepada mu. Belum lagi kau begitu memperhatikan ku, mau bersusah payah mengajarkan ku bahasa negeri sakura itu. Walau aku sudah menyerah duluan sebelum kau mengajari ku.

“Asal ada kemauan pasti bisa kok. Siapapun klo mau belajar pasti pinter. Gak ada istilah orang goblok, yang ada cuma orang males aja” (ex.civic_falestra :2/5/2007 8:21:40 PM) begitu ujar mu saat aku merasa kesulitan mempelajari bahasa negeri penjajah yang pernah menjajah Indonesia selama kurang lebih tiga tahun setengah itu.

Sebagai anak Surabaya engkau juga tidak melupakan bahasa daerahmu. Kau juga fasih dengan bahasa daerahmu. Yang membuat aku kagum kau selalu mau berbagi ilmu apa saja kepadaku. Termasuk ilmu buat ngerjain orang-orang yang mengganggu Room Jakarta Global 54 atau 67 kesayanganmu juga aku.

Terus terang saat melihatmu pertama kali melalui webcam aku kaget, karena kau berbeda dengan sosok yang ku bayangkan selama ini. Dari ciri-ciri fisikmu aku bisa tahu kalau kau bukan asli keturunan nusantara, dan ternyata benar. Kau lahir dari rahim seorang wanita asal Jawa dan memiliki ayah seorang keturunan Thionghoa. Tapi itu nggak membuat aku terus menjauhi mu. Malah aku ingin lebih mengenalmu. Kau orang yang asyik untuk diajak ngobrol. Mulai dari tentang pengalaman hidup, tekhnologi sampai hal-hal baru yang lagi trend sekarang ini.

Kau seorang pekerja yang ulet menurut ku. Itu ku tahu dari ceritamu yang telah melang-lang buana hampir ke seluruh pulau di nusantara ini untuk bekerja. Mulai dari bekerja di toko roti sampai di perusahaan Futuba sekarang ini di negeri Sakura itu. Dan semua kau lakukan dengan penuh suka cita. Bagimu bekerja seperti berekreasi, kau nikmati setiap detiknya. Malah kini kau menguasai banyak bahasa daerah lain tempat kau pernah mampir dan bekerja disana.

Masa lalumu sudah mengubah cara berfikir dan bersikapmu. Itu yang kutangkap saat berbincang denganmu tentang keluargamu. Seakan itu jadi cambuk bagimu. Kini kau menjadi lebih sayang dan peduli kepada orang tua, keluarga, teman dan orang-orang disekelilingmu, seperti kepada ku, hihihi.....
Dan kau telah meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk mu.

"Hajime mashite" Itu kalimat pertama yang kau ajarkan kepadaku saat memulai belajar bahasa sakura itu.

Dan kau menerjemahkannya sebagai "Perkenalkan nama saya", lalu kau lanjutkan dengan kalimat-kalimat lain yang terdengar asing di telingaku, tapi mengasyikkan dan seru. Kadang dengan bahasa itu aku menyapamu di Room kita. Membuat para chatter di room itu keheranan, mungkin lebih tepatnya iri. Haha...
Itu menjadikan kau terasa semakin dekat padaku. Lain waktu kau mengajarkan aku untuk menggunakan program-program baru dari internet, dan dengan sabar kau membimbingku, padahal aku gaptek (gagap tekhnologi) banget. Temanku saja suka sebel kalau mengajari aku menggunakan layanan-layanan di internet ini, suka nggak ngerti-ngerti (semoga temanku nggak membaca tulisan ini). Dan membuat kesabarannya hilang. Hihihi...
Suatu hari kau mengatakan minta dibuatkan tulisan untukmu di blog aku yang masih bayi ini. Aku langsung setuju. Tapi aku nulis apa ya?

"Buatkan saja puisi untuk ku" ujarmu memberi ide.

"Ah mana bisa aku buat yang kayak gitu mas" Lalu aku mulai berfikir untuk membuat sebuah tulisan dengan latar belakang perkenalan kita dan saat aku belajar bahasa Jepang bersamamu.

Nah, ini hasil tulisanku mas. Jelek ya. Maklum amatir.

Hi...
Arigato...
sayonara, matta aimasyo...