Tuesday, April 10, 2007

Sekilas Info dari Nanggroe

HIMBAUAN MAHASISWA UNSYIAH UNTUK RAKYAT ACEH
“RAKYAT ACEH MAKIN MISKIN, PEJABAT BRR MAKIN KAYA”


Gaji yang cukup besar para pejabat Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) NAD- Nias membuat deru derita baru rakyat Aceh. Kepala Bapel BRR menerima gaji 60 juta lebih perbulan dikali dengan 4 tahun maka seorang pejabat BRR menerima gaji 2,880 milyar lebih, ditambah lagi belanja aparatur lainnya.

Bahkan pejabat BRR yang duduk di Dewan Pengawas dan Dewan Pengarah bergaji besar tersebut tidak pernah pergi ke Aceh untuk mengarahkan kerja BRR, tapi mereka juga mendapatkan gaji puluhan juta rupiah. Yang lebih ironis lagi adalah Dewan Pengawas dan Dewan Pengarah BRR sudah menjadi Almarhum tapi mereka masih mendapatkan gaji besar dari BRR dengan alasan belum ada Kepres baru dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mungkinkah mayat mengambil gaji di BRR?

Kegemukan stuktur di BRR juga sangat menguras dana rekonstruksi. Disatu sisi ada Dewan pengawas di sisi lain ada Deputi pengawas yang mempunyai tugas yang sama yakni untuk mengawasi Bapel BRR NAD-Nias.

Mungkinkah sejarah Petro Dolar Aceh kembali terulang? Daerah yang dulu pernah berjaya kemudian hanya membuat kaya segelintir orang dan rakyat Aceh kembali hidup dibawah garis kemiskinan. BRR yang saat ini memiliki dana cukup besar dapat membuat masyarakat Aceh sejahtera atau memperkaya beberapa orang saja???

Sangat disalutkan sederetan aktivis, Akademisi, Politikus, militer, wakil rakyat serta tokoh-tokoh Aceh yang sudah terlibat didalam sistem rekon Aceh di BRR ternyata DIAM tak berbicara, mungkinkah mereka sudah mendapat apa yang mereka inginkan? Sehingga mereka melupakan apa yang menjadi harapan rakyat AcehMari kita doakan saudara-saudara kita yang berada di BRR yang sudah kenyang dengan surga BRR, sehingga Allah memberikan hidayah kembali bagi mereka untuk berada di jalan yang benar

”MAU HIDUP NYANTAI TAPI BANYAK UANG…
KERJA DI BRR, GAJI PASTI BANYAK”
TANYA KENAPA???
BECAUSE WHY, KARENA BRR NGGAK TAHU DIRI
THAT’S RIGHT BROTHER

Itulah tulisan selembaran yang ku dapatkan sewaktu aku melintasi Simpang Lima kota Banda Aceh untuk menuju warnet. Pada bundaran tersebut berkumpul mahasiswa dan mahasiswi berjas almamater Unsyiah Aceh. Mereka mengusung beberapa spanduk dan tulisan di karton sambil membagi-bagikan selebaran. Ada juga sesosok mayat yang tidur di pinggir trotoar dengan sebuah tulisan disebelahnya “Apakah Mayat Bisa Mengambil Gaji di BRR?”.

Ada juga kulihat beberapa orang petugas kepolisian berjaga-jaga disana. Demontrasi kecil-kecilan dari mahasiswa pikirku. Dan biasanya hanya jadi angina lalu saja. Aceh akan tetap begini pikir ku. Kemakmurannya hanya jadi milik segelintir orang, bahkan mereka yang menikmatinya bukan anak Nanggroe ini. Tapi kini pemerintahan di Aceh telah berganti. Besar harapan ku Aceh bisa makmur dan sejahtera dan berjaya kembali.